Halaman

Rabu, 24 Oktober 2012

Diam dalam Malam


Diam dalam Malam

Matahari belum juga datang sekarang. Rasa dingin masih seperti biasa, lebih dulu menyambar secepat kilat. Begitu banyak beban yang berkecamuk dalam diri ini. Seperti rusa dalam kandang tanpa rumput rasanya diriku.
Beberapa hari yang lalu juga sama sekali dengan sekarang. Yang membedakan hanya hembusan angis saja. Selebihnya berbeda saja tidak.
Tiap langkah di terik seriang yang kadang membuat tubuh bercucur keringat, menandakan kegetiran itu memang benar-benar ada. Dan aku hanya punya satu kata saja, sampai kapan?
Apakah Kau buat ini melingkar, bergulir, dan tak jatuh jauh dari diri ini, semata-mata karena kau ingin perlihatkan, betapa indahnya berbagi dalam setetes air yang hanya sepuluh mili gram itu?
Kalau benar begitu. Terima kasih tiada terkira pada Kau wahai pencipta alam semesta dan segala isinya ini.
Maka sekarang, aku akan bersabar.
Karena aku pun percaya, cahaya terang itu pasti ada. Hanya kita saja yang kadang tak melihatnya.
Maka sekarang, aku akan bersabar.
Dan aku cuma diam dalam malam, seperti semalam juga yang kemarin lalu ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar