Halaman

Jumat, 26 Oktober 2012

Sekularisme dan Agama


Pandangan Pemahaman Sekularieme dan Agama

            Pandangan sekular yang diusung Cak Nur, pada dasarnya berakar dari pemikiran Harvey Cox (seorang teolog dan sisiolog Harvard University) yang menyatakan bahwa dunia ini tidak lebih rendah dari dunia agamis. Karena itu, sekularisasi merupakan proses penduniawian hal-hal yang bersifat duniawi. Pemahaman ini, selaras dengan penjelasan Cak Nur tentang “sekularisasi” dan “penduniawian”, yang mengangkat konsep tentang dunia sebagai tenpat hidup yang bernilai rendah dan hina bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, umat Islam tidak boleh curiga terhadap kehidupan duniawi ini, sehingga sekularisasi adalah proses penduniawian.
            Pemikiran Nurcholis Madjid yang sangat terkenal, yaitu tentang pertahanan argumennya yang menyatakan bahwa “sekularisasi” dan “sekularisme” merupakan dua hal yang berbeda. Pertahanan pendapat ini atas dasar pemikiran Cox yang menyatakan bahwa sekularisasi merujuk pada proses sejarah. Kemudian Cak Nur mengatakan bahwa “sekularisasi” dan “sekularisme” dianalogikan seperti perbedaan antara rasionalisasi dan rasionalisme. Seorang Muslim harus berisakap rasional, tetapi tidak boleh menjadi pendukung rasionalisme.        
            Pada hakikatnya, setiap pandangan tentang sebuah teori didasarkan pada argumentasi yang kuat dan disertai dengan justifikasi yang rasional. Dalam menguraikan pendapatnya, Cak Nur menggunakan justifikasi ajaran Islam sebagai tamengnya. Ia berpendapat bahwa gagasan Agama sekularisasi dapat dijustifikasi dari dua kalimat syahadat, yang mengandung negasi afirmasi. Pemahaman yang dugunakan Cak Nur dalam hal ini sah-sah saja karena pemikirannya mengenai sekularisasi dipandang dari sisi keagamaan.
Kesimpulan  
            Pandangan yang dicetuskan oleh Nurcholis Madjid hampir secara keseluruhan diadobsi oleh pemikiran Harvey Cox. Namun, pemahaman yang digunakan oleh Cak Nur dikembangkan olehnya menggeunakan pemikiran Islam. Cak Nur ingin menunjukkan bahwa Islman sekalipun terbukan dan mampu mengadopsi setiap gagasan yang berkembang di dunia Barat, meskipun gagasan Cak Nur tersebut ditentang oleh sebagian besar masyarakat muslim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar