Konsep Brand
Sebuah
pemikiran tentang konsep brand yang dimaksud dalam artikel ini adalah, wacana
yang di ‘lemparkan’ pada masyarakat bahwa nama prodak lebih penting dari pada
sajian yang mereka punya.
Contoh
sederhananya mungkin seperti ini, kedai kopi, sebut saja namanya Starbucks
Coffee yang kini telah menjamur ke berbagai belahan dunia. Setiap orang
yang datang ke tempat tersebut, dapat dikatakan rata-rata dari kalangan
menengah ke atas. Selain itu, mereka yang berkunjung ke sana, pasti memiliki
uang di atas sepuluh dolar.
Padahal,
mereka yang ada di tempat tersebut hanya bisa menikmati secangkir kopi dan beberapa
makanan ringan. Jika kita berpikir secara cermat, sebenarnya sajian tersebut
ada di semua warung kopi. Tapi, kenapa Starbucks Coffee bisa terkesan
sangat mewah di mata kita?
Pada awalnya memang
semua yang di sajikan sama saja. Namun, pemilik
Starbucks Coffee tersebut mengemasnya dengan sangat cantik. Dia
buat hal yang nampaknya biasa jadi sangat mewah. Dia undang beberapa orang
ternama untuk sekedar singgah. Dia buat sebuah pemikiran baru pada masyarakat
kalau hanya orang tertentu saja yang mampu datang ke sana.
Pemilik kedai kopi
ternama itu, berusaha mempengaruhi pikiran orang-orang. Mereka menanamkan
wacana kalau nama tempat atau nama prodak yang mereka jual hanya untuk kalangan
terbatas.
Bukan
malah membatasi peredaran dalam skala tertentu, tapi justru itulah yang
menjadikan masyarakat semakin tertarik dengan hal tersebut. Sebuah pola
berpikir yang mampu mempengaruhi seseorang akan sebuah nama dalam kemasan
prodak tertentu.
Jadi,
dapat disimpulkan kalau sebenarnya mereka yang datang ke Starbucks Coffee tersebut
bukan ingin menikmati kemewahan hidangan yang di sajikan. Tapi, lebih pada
sebuah pengakuan dari beberapa orang kalau mereka bisa ke tempat itu. Nah,
itulah yang disebut dengan konsep brand.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar