Makna Teks Sumpah Palapa
Sebagai istilah, sumpauh palapa sering
disebut juga sebagai sumpah Gajah Mada (Slamet Mulyadi, 1965 : 184, 185), atau
juga sebagai Sumpah Nusantara (Ibid:55). Meskipun demeikian, semua istilah
tersebut tidak dikemukakan secara ekslpisit dalam Pararaton. Berdasarkan teks dari kitab pararaton kita dapat mengetahui kata kunci dari teks tersebut
adalah “palapa”, namun kata palapa ternyata sangat problematis, karena
menimbulkan pemahaman yang berbeda-beda. Pertama ada yang mengartikan kata
palapa sebagai buah-buahan. Kedua, pemahaman yang bersumber dari para ahli,
yang menyebutkan bahwa kata palapa memiliki arti istirahat, atau bisa juga
diartikan sebagai buah karya (Sidik Gondowarsito, 1986:22) jika disimpulkan maksud pada teks sumpah
palapa tersebut adalah : tidak menikmati buah karya (Sidik Gondowarsito,
1986:22).
Aktualisasi Makna Sumpah Palapa
Dalam
proyeksi modern, sumpah palapa sudah barang tentu mempunyai makna plural, apalagi
kalau dipandang dari ideology, politik, sosial, budaya, spiritual, dan
pertahanan. Secara ideologis, sumpah palapa mengandung pengertian ideology
nusantara yang sesekarang menjelma kedalam Indonesia. Sedangkan secara politis,
sumpah palapa mengandung makna persatuan dan kesatuan yang merupakan doktrin
politik yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Dari beberapa pemahaman tersebut
sungguh tidak keliru apabila persatuan dan kesatuan Nusantara/Indonesia harus
dibangaun dengan sungguh-sungguh atas dasar sumpah palapa yang bernilai
historis.
Masa Depan Sumpah Palapa
Masa depan
sumpah palapa amat bergantung dari kehadiran sejumlah besar masyarakat
Indonesia yang memiliki komitmen tinggi terhadap Sumpah Palapa. Agar
Nusantara/Indonesia bisa direalisasikan secara sadar, benar, dan tepat, serta
meyakinkan, maka harus ada seseorang yang memandang persatuan dan kesatuan
sebagai nilai keramat dan memiliki nilai historis yang tinggi.
Kesimpulan
Sumpah palapa pada dasarnya berisi amanat
luhur yang wajib dijungjung tinggi dan dilaksanakan oleh bangsa Indonesia.
Kedudukannya dapat diperankan sebagai mitos bangsa Indonesia yang mengandung
semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Akan tetapi ada beberapa
orang yang salah mengartikan makna dari sumpah palapa tersebut. Oleh karena itu
agar pemahaman tentang sumpah palapa tidak salah, maka dalam penelitian ini
saya memasukkan makna teks sumpah palapa yang ditulis oleh Prof. Dr. slamet
mulyana dalam bukunya yang berjudul Menudju Puntjak Kemegahan (sedjarah
Keradjaan Madjapahit). Saya juga
menuliskan aktulalisasi makna sumpah palapa yang diambil dari buku yang
berjudul laku, selain itu, untuk melangkapi peneliltian ini saya
menyertakan buku dari P.J. Zoetmulder, yang berjudul Old
Javanise-English Djawa.
DATA BUKU
Judul :
Old Javanise-English Djawa
Pengarang : P.J.
Zoetmulder
Penerbit :
S’Gravenhagen
Tahun Terbit :
1982
Judul :
laku
Pengarang : Prapto
Yuwono, Dwo Woro R.M
Penerbit :
Program Studi Jawa
Tahun Terbit :
2004
Judul :
Menudju Puntjak Kemegahan (sedjarah Keradjaan Madjapahit)
Pengarang : Prof.
Dr. Slamet Mulyana
Penerbit :
Balai Pustaka
Tahun Terbit :
1965