Halaman

Senin, 12 November 2012

Peran Rangga Warsita dan Mangku Nagara IV dalam Karya Sastra Jawa


Peran Rangga Warsita dan Mangku Nagara IV dalam Karya Sastra Jawa
Memahami suatu karya sastra tidak semudah membalikkan telapak tangan, banyak hal yang harus kita ketahui agar pemahaman kita terhadap karya sastra itu lebih mendalam. Salah satu hal yang dapat kita pelajari untuk memahami suatu karya sastra adalah dengan melihat sejarah dari karya sastra itu sendiri. Banyak pengetahuan yang bisa kita dapatkan dengan mempelajari sejarah suatu karya sastra, antara lain kita akan mengetahui siapa orang yang berpengaruh penting dalam perubahan suatu karya sastra dan lain sebagainya. Pada kesmpatan kali ini, topik yang akan dibahas mengenai peran seseorang terhadap suatu karya sastra.
         Pada awal abad ke Sembilan belas, di daerah Surakarta, kaum intelektual dari Belanda telah mempelajari  sastra Jawa untuk tujuan mereka sendiri. Kaum intelektual dari Belanda bahkan pada awal abad ke Sembilan belas telah membuat kamus Jawa-Belanda. Secara tidak langsung kehadiran kaum intelektual atau para sarjana dari Belanda ini telah berpengaruh besar terhadap perkembangan karya sastra khususnya di daerah Surakarta. Pada saat itu masyarakat Jawa priyayi berkembang menjadi kelas intelektual yang kebarat-baratan. Seiring perkembangan jaman, pada awal abad ke dua puluh, sekolah-sekolah yang tadinya hanya mengkhususkan pada masyarakat tertentu kemudian terbuaka untuk orang-orang dari semua golongan, hal inilah yang menyebabkan ide-ide atau pemikiran-pemikiran barat berkambang pesat pada saat itu. Ditengah derasnya pengaruh pemikiran barat terhadap perkembangan karya sastra di daerah Jawa Tengah, Rangga Warsita seorang pemuda pribumi secara mengejutkan mampu menghasil suatu karya sastra yang menarik perhatian banyak orang. Tidak seperti para pendahulunya atau kaum intelektual terdahulu yang hanya menterjemahkan karya sastra Jawa terdahulu kedalam bahasa yang mereka mengerti, Rangga Warsita menulis karya sastra dalam bentuk prosa. Pengaruh barat memang sangat kental pada saat itu, sehingga karya-karya dari Rangga Warsita secara tidak langsung mengusung pemikiran barat, namun tidak menghilangakan nilai budaya aseli masyarakat pada saat itu. Hal inilah yang menyebabkan karyanya dapat dengan mudah diterima oleh semua golongan masyarakat, termasuk golongan intelektual Belanda. Rangga Warsita telah memberikan sentuhan baru terhadap perkembangan karya sastra Jawa dengan menggabungkan unsur kebarat-baratan dengan budaya lokal, ia mampu memberikan angin segar ditengah derasnya pengaruh barat.
         Selain Rangga Warsita, Mangku Nagara IV juga orang yang berpengaruh besar terhadap perkembangan karya sastra pada abad kesembilan belas. Berbeda dengan Rangga Warsiata, Mangku Nagara pada saat itu membuat karya dalam bentuk puisi. Mangku Nagara IV pada saat itu menulis puisi tentang moralistik atau tentang kehidupann sosial. Karya-karya Mangku Nagara IV mungkin lebih mudah berkembang pesat, karena dia adalah seorang yang memilki kekuasaan di daerah Surakarta, akan tetapi karya-karyanya begitu dihargai bukan karena kekuasaan yang ia miliki, namun karena puisi-puisi yang diciptakannya begitu menarik perhatian semua golongan. Pusi-puisi Mangku Nagara pada saat itu dianggap yang paling baik diantara pusi-pusi yang ada khususnya di daerah Surakarta. Pada akhir abad kesembilan belas, beberapa orang beranggapan ada peran Rangga Warsita di dalam puisi-puisi Mangku Nagara. Karya Mangku Nagara dianggap tidak murni, namun hal itu tidak terbukti dan hanya menjadi rumor saja pada saat itu. Karya-karyanya tetap dianggap yang paling baik.
         Karya sastra telah mengalami perubahan seiring perkembangan jaman. Beberapa karya sastra ada yang mendapat pengaruh barat, namun ada juga beberapa karya sastra yang masih mempertahankan nilai aseli budaya mereka. Pengaruh barat terhadap karya sastra jawa memang sangat kental, hal ini dikarenakan pendidikan yang diperoleh tidak lepas dari campur tangan budaya Barat, bahkan hingga kini. Terlepas dari itu semua, peran Rangga Warsita dan Mangku Nagara terhadap perkembangan karya sastra Jawa tidak dapat dikesampingkan. Mereka dengan berani membuat karya sastra yang bersebrangan pada saat itu. Hal ini membuktikan kalau orang-orang pribumi masih berperan besar dalam perkembangan karya sastra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar