Halaman

Minggu, 25 November 2012

Kritik modern terhadap paham atau pandangan Agama pada masa abad pertengahan.

Kritik modern terhadap paham atau pandangan Agama pada masa abad pertengahan.


Berdasarkan pemahaman yang diungkapkan David Ray dalam bukunya Tuhan dan Agama dalam Dunia Postmodern, terdapat beberapa komponen yang membagi sebuah prosesi pada abad petengahan, komponen tersebut antara lain sebagai berikut: pertama, . Pertama, dunia diciptakan oleh Tuhan yang berpribadi, sehingga kualitas pribadi manusia dianggap abadi, asali, dan dasar. Pandangan menganai sikap pribadi dalam hal ini adalah menganai konsep Tuhan. Berpribadi pada masa abad pertengahan adalah Tuhan yang memiliki pandangan pribadi. Kedua. Kedua, manusia diciptakan dengan citra Tuhan, berada di dekat puncak rantai agung kehidupan. Artinya, manusia adalah makhluk istimewa. Ketiga, kehidupan di bumi bukanlah akhir, melainkan awal eksistensi manusia. Doktrin antara surga dan neraka menjadi penting.
Berdasarkan tiga pemahaman tersebut yang memandang sikap ketuhanan sebagai langkah awal dalam berbagai pandangan, ternyata mendapat kritik dari pandangan dunia modern. menurut paham yang mengedepankan pemikiran neo-Darwinisme tentang evolusi, dunia yang kita kenal bukanlah ciptaan Tuhan yang personal, melainkan kekuatan yang impersonal, yaitu kebetulan dan keniscayaan. Kekuatan alam semesta yang kekal dan mahakuasa itu hakikatnya impersonal. Lebih jauh lagi dalam pandangan modern yang ateistik, tidak ada satu pribadi yang mahatahu.
Selanjutnya pandangan pemikiran filsafat modern menyebutkan bahwa manusia bukan lagi contoh utama kualitas umum alam semesta. Ateisme menyatakan bahwa kita tidak diciptakan menurut citra Tuhan. Pandangan modern memilah kualitas manusia menjadi primer, sekunder, dan tersier. Kualitas primer adalah kualitas yang dianggap benar seperti bentuk, ukuran, dan massa. Kualitas sekunder yaitu kualitas indrawi seperti warna, suara, bau, rasa, panas, dsb. Kualitas tersier adalah kualitas yang tidak mencirikan alam tetapi mencirikan kesadaran itu sendiri. Contohnya adalah maksud, emosi, kebajikan, penilaian baik-buruk, dsb. Ketiga, tentang adanya kehidupan setelah kematian badan. Gagasan ini ditolak oleh pandangan materialistik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar